Takdir yang Memilihmu

Aku masih tak mengerti mengapa takdir Tuhan seolah selalu mempertemukan Kita. Terlebih, membuat Kita menjadi saling kenal dan lebih dekat. Padahal, pada mulanya Kita adalah dua pribadi yang asing bagi satu sama lain.

Dangkal dan pendeknya akalku, berpikir bahwa itu semua hanya kebetulan belaka. Tetapi, Kekasihku, bukankah tidak ada kebetulan bagi Tuhan Yang Maha Kuasa? 

Lucunya, dan mungkin bodohnya Aku yang berkali-kali membuatmu jatuh dan patah hingga terluka –dan tentu saja sakit– hampir di setiap pertemuan itu. Kekasihku, ketahuilah! Bukan takdir Tuhan yang tak memihak kepadamu, melainkan Aku saja yang memang bodoh dan tak tahu malu. 

Namun, sebodoh-bodohnya Aku, Kekasihku, Aku tak pernah lupa untuk selalu berterima kasih kepada takdir Tuhan, sebab ia selalu bisa mempertemukan dan bahkan mendekatkan Kita.

Begitu juga kepada waktu, Kekasihku. Meminjam dari Fahri, Aku berterima kasih kepadanya yang dengan sebab Kuasa-Nya, tak satu pun hal ia lewatkan dari Kita. Sapa pertamaku, misalnya. 

Kekasihku, terus terang, Aku tak sebaik penghuni hatimu yang sebelumnya, yang beberapa waktu ke belakang menawarkan kado untuk hari ulang tahunmu dan bahkan menawarkan apapun yang sekiranya Kamu perlukan. Tetapi, Kekasihku, Aku juga berterus terang bahwa Aku akan berusaha menjadi pribadi yang baik. Bersamamu, sekarang dan di masa yang akan datang. Selamanya. 

Komentar

Postingan Populer